Total Tayangan Halaman

Sabtu, 19 November 2011

Puisi

JADIKAN AKU ULIN
Karya : Luthfiamer
SMA Negeri 1 Berau

Jadikan aku ulin, karena selalu saja gerigi gergaji mesin gemuruh memecah aubade  enggang , menyeruak dari tepi kanopi, meneteskan sisa-sisa embun yang terhirup meski bercampur jelaga sisa pesta durjana pembalak.
Sibakkan jejak kaki besi, yang telah menggerus serasah lantai, tinggalkan luka-luka  terkoyak pada hamparan mustika hijau yang kini tinggal sedikit tersisa
Entah seberapa kuat, bumi bisa tetap berotasi 24 jam sehari, sementara paku-paku gunung sudah penggal, ternganga, terkuras isinya, kosong.  Rambut hijaunya pun telah berganti  menjadi tidak asli lagi

Jadikan aku ulin, biar aku masih bisa berdiri tegak
Tuk ratapi satu persatu habitat yang  perlahan beranjak ,  beralih fungsi, dan pasti akan menebar benci,  kobarkan amarah, tiupkan  bara, kepulkan asap, genangi  sampai batas tak bisa ditolerir. 
Sisakan teriakan dan rintihan seluruh pengharap kesenangan sesaat, sebelum semua diambil kembali Sang Maha Pemberi.

Jadikan aku ulin, agar aku bisa naungi kerabat, dan berdampingan hadirkan lestari yang hampir musnah. 
Mampu reduksi asam arang dari industri, dan hembuskan segar untuk paru penghuni buana.
Tapi aku hanya sendiri dan pasti tak mampu saingi kecepatan tumbangnya  plasma nutfah, pasti tak bisa lindungi meranti yang di dahannya tersangkut anggrek bulan gigantea, tak mampu mengandeng banggeris yang di dahannya menggelantung nektar dan royal jeli, tak mampu  melilitkan rotan pulut dan saga  dibadan tempat memanjatnya siamang dan orang utan, tak mampu menggiring payau menghindar dan berlari dari bedil para pemburu.

Jadikan aku ulin, tetapi harus dibantu kalian , taburkan benih semua vegetasi,  agar hijau dipterokarpa ini bisa kembali menghampar dan kita masih bisa berharap dapat hidup di bumi ini lebih lama lagi.

Tanjung Redeb, 15 Oktober 2009

| Free Bussines? |

Tidak ada komentar:

Posting Komentar